KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Khutbah Jum'at : Sabar adalah pertahanan dan kunci sukses


Hadirin Jama’ah sholat Jum’at yang dirahmati Allah

            Melalui mimbar yang mulia ini, izinkan khotib bewasiat untuk khatib pribadi dan kepada para Jama’ah umumnya. Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, sebagai bekal yang abadi dan menjadi pelindung dunia dan akhirat kelak. Amin yarabbal alamin.

Hadirin Jama’ah sholat Jum’at yang dirahmati Allah

            Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh umat Islam khususnya bagi para penuntut ilmu (santri) adalah sifat Sabar. Sifat sabar menurut Syekh Sholih Al-Munajjid didalam kitabnya yang berjudul “Asshabru” menerangkan bahwa sabar juga disebut “Al-Habsu” yang berarti : Menahan, memenjarakan, mengasingkan (https://www.almaany.com/id/dict/ar-id). Sebagaimana yang ada didalam firman Allah :

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهُ

“Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; …”

Jadi, maksud dari bersabar diayat tersebut adalah “bertahanlah akan dirimu (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya”. Dan ini sesuai dengan pendapat yang dikomentari oleh Dr. Yusuf Qardhawi didalam kitab “Asshabru fil Quran” halaman 28. Dari makna secara lughat tersebut dan pendapat dari dua ulama tadi dapat kita ambil pengertian bahwa sifat sabar merupakan sifat yang membuat seorang hamba untuk menahan, memenjarakan, dan mengasingkan diri.

Hadirin Jama’ah sholat Jum’at yang dirahmati Allah

Sebuah amal hati merupakan buah (ثمرة) yang jika diamalkan akan menghasilkan kekuatan dan pertahanan didalam jiwa manusia tersebut. Ini merupakan sebuah obat yang mungkin tidak perlu pergi ke Puskesmas atau kerumah sakit, jika sifat sabar ini diamalkan, maka akan menjadikan jiwa menjadi tenang dan terasa lapang didalam menjalan aktifitas sehari-hari. Begitu sebaliknya, jika sifat sabar ini tidak dimiliki oleh umat Islam, maka akan menimbulkan beberapa penyakit bukan hanya penyakit yang akan menggrogoti hati tapi bahkan akan merusak badan.

Bagi seorang penuntut ilmu (santri) yang berupaya dalam proses belajar dan menghafal Alquran seharusnya mulai menanamkan didalam dirinya sifat sabar. Sabar dengan ketentuan berikut:

1.    Sabar dengan ujian yang menimpanya

Tatkala seorang hamba yang berusaha mencari ridho Allah, seorang pengusaha yang ingin berjualan dengan sukses, dan seorang penuntut ilmu yang ingin mencari ilmu yang manfaat dan barokah, ia akan terus ditimpa dengan berbagai ujian yang dialaminya, ini merupakan sunnatullah yang tidak akan pernah bisa ia hindari. Bisa saja ujian itu datangnya dari temannya yang mengejek, ujian kehabisan bekal dan uang jajan, sehingga kita tidak bisa jajan dan membeli sesuatu, maka tatkala itu terjadi maka kuncinya adalah memiliki sifat sabar.

Dalam Alquran salah satu cara untuk meminta pertolongan adalah “Sholat dan Sabar”, sebagaimana Allah berfirman :

يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِنُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ. إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ

“Wahai orang – orang yang beriman meminta pertolonganlah kepada Allah dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”

            Timbul pertanyaan dari benak kita, apakah sabar memiliki batasan? Jawabannya adalah; sabar tidak memiliki batasan, pada saat kita dititik atau fase yang mencekam dalam sesuatu kejadian yang menimpa kita, maka sabar merupakan sifat yang bisa menaikan derajat hamba hingga 900 derajat, sebagaimana sabda Nabi :

الصبر عند المصيبة بتسعمائة درجة

“Sabar ketika musibah akan diganjar dengan Sembilan ratus derajat” (HR. An-Nawawi)

Hadirin jama’ah sholat Jumat yang dirahmati Allah

2.    Sabar dalam mencapai tujuan atau cita-cita

Kadang sekian banyak usaha yang kita lakukan, tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, malah kadang sudah berusaha yang maksimal tapi kita tidak mendapatkan hasil bahkan malah mendapatkan hinaan, celaan, bahkan teguran. Itu semua pasti dialami bagi siapa saja yang berada dalam keadaan menggapai cita-cita atau kesuksesan. Imam Syekh Az-Zarnuji menukil syi’ir dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib dalam kitab Ta’limul Muta’alim yang berbunyi :

“Ingatlah ! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu : Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan, guru dan waktu yang lama”

            Keadaan ini harus kita perhatikan ketika dalam menuntut ilmu, karena dalam usaha apapun harus dibarengi dengan ketekunan, keuletan, dan kerja keras dalam mendapatkan sesuatu, semua itu tidak sebentar dan harus memiliki kesabaran yang luar biasa agar semuanya bisa didapatkan secara maksimal, dengan keenam modal itu kita tidak perlu memiliki semuanya, tapi harus ada yang ditonjolkan agar bisa mendapatkan kesuksesan dan  ilmu yang bermanfaat. Dengan sabar seseorang akan terus bertahan dan akan naik kederajat yang lebih tinggi, sehingga prinsip yang harus kita pertahankan didalam diri kita adalah:

عجبا لأمر المؤمن. إن أمره كله خير. وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن. إن أصابته سراء شكر. فكان خيرا له. وإن أصابته ضراءُ صبر. فكان خيرًا له

“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan untuk dirinya, dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”. (HR. Muslim)

            Mudah-mudahan kita diberikan oleh Allah SWT kekuatan untuk bersabar dalam belajar dan ibadah kepada-Nya. Amin yarabbal alamin

وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين

 

Posting Komentar

Posting Komentar