KtHx54QkBr383xDR2xK8jWF4FPsDN0wkvFCwXh9V
Bookmark

Islam dan Keadilan Sosial-Ekonomi : Solusi Spiritual ketimpangan Modern

 

Ilustrasi ketimpangan sosial (Foto : Canva)

Maraknya konten kreatif anak muda seputar kesenjangan sosial bermunculan. Humor-humor ringan yang tampil di halaman beranda media sosial kadang kala menjadi rekomentasi utama atau for your page (FYP), misalnya suara kipas angin dikira hujan, suara token listrik dikira alarm jam, hingga atap rumah bocor dikira suara air dari wastafel kamar mandi.

Tidak sampai disitu, soal ketimpangan ekonomi juga dikontenkan bagi anak-anak muda dengan konten satir yang menyoroti nasib kalangan pekerjaan. Semisal saja soal jam lembur yang hanya digaji dengan ucapan terima kasih, harga tiket konser panggung yang setara dengan gaji selama enam bulan, sampai hari libur ternyata masih masuk kerja.

Ketimpangan sosial-ekonomi telah lama dialami masyarakat di Indonesia. Dampak yang terjadi adanya perbedaan kualitas kehidupan yang dialami oleh masyarakat miskin dan masyarakat yang tidak miskin. Masyarakat miskin sangat sulit mendapatkan pelayanan Kesehatan yang memadai, pola hidup yang harus bersinggungan dengan limbah, akibat sulitnya mendapatkan air bersih, konsumsi makan yang bergizi pun sulit didapati karena kebutuhan biaya yang tidak dimiliki, belum lagi pendidikan yang berbeda menjadikannya sulit untuk meraih peluang kerja dikedepan harinya, semua itu menjadi roda kehidupan yang tidak bisa hentikan.

Islam merupakan ajaran yang mengatur sendi-sendi kehidupan memberikan solusi terbaik bagi pemeluknya dalam menghadapi ketimpangan yang terjadi pada saat ini. Kewajiban agama dalam menjaga tatanan kehidupan bukan hanya secara material kebutuhan bersifat zahir tetapi lebih dari pada itu yaitu unsur batin, Islam menjaga dan mengatur esensi etika berkehidupan dan mengutamakan kebersihan jiwa bagi pemeluknya agar apapun yang terjadi harus dihadapi dengan penuh jiwa raga.

Maka, Islam menerapkan konsep al-‘adl (keadilan) dan al-ihsan (kebaikan) yang tertuang di dalam Al-Quran sebagai bentuk arahan dan petunjuk dalam mengatur ketimpangan sosial-ekonomi yang terjadi saat ini.  

Islam sebagai agama Keadilan Sosial

Pada saat keadilan itu dijalankan dan kebaikan disebarkan secara merata, tentunya komponen masyarakat akan merasakan kesetaraan dalam kebutuhan, jika itu terjadi, tentunya dampaknya juga akan dirasakan oleh generasi selanjutnya.

Banyak ayat didalam Al-Quran yang membahas tentang perintah berlaku keadilan dan kebaikan, salah satunya Surah An-Nahl ayat 90 yang berbunyi :

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.” (QS. An-Nahl : 90)

Ayat sebelumnya menjelaskan bahwa Al-Qur'an adalah penjelasan, petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri kepada Allah. Ayat ini kemudian mengiringinya dengan petunjuk-petunjuk dalam Al-Qur'an bagi mereka. Petunjuk pertama adalah perintah untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan. Allah menyatakan, “Sesungguhnya Allah selalu menyuruh semua hamba-Nya untuk berlaku adil dalam ucapan, sikap, tindakan, dan perbuatan mereka, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, dan Dia juga memerintahkan mereka berbuat kebajikan, yakni perbuatan yang melebihi perbuatan adil; memberi bantuan apa pun yang mampu diberikan, baik materi maupun nonmateri secara tulus dan ikhlas, kepada kerabat, yakni keluarga dekat, keluarga jauh, bahkan siapa pun. Dan selain itu, Dia melarang semua hamba-Nya melakukan perbuatan keji yang tercela dalam pandangan agama, seperti berzina dan membunuh; melakukan kemungkaran yaitu hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai dalam adat kebiasaan dan agama; dan melakukan permusuhan dengan sesama yang diakibatkan penzaliman dan penganiayaan. Melalui perintah dan larangan ini Dia memberi pengajaran dan tuntunan kepadamu tentang hal-hal yang terkait dengan kebajikan dan kemungkaran agar kamu dapat mengambil pelajaran yang berharga.” (https://quran.nu.or.id/an-nahl/90)

Tentunya kebaikan ini tidak terbatas kepada orang yang mengamalkan saja, tetapi dampak yang terjadi juga akan dirasakan oleh masyarakat sekitar, sehingga kesenjangan sosial-ekonomi bisa berkurang dan segera berakhir demi Indonesia sejahtera. 

Posting Komentar

Posting Komentar