Maraknya konten kreatif anak muda seputar
kesenjangan sosial bermunculan. Humor-humor ringan yang tampil di halaman
beranda media sosial kadang kala menjadi rekomentasi utama atau for your
page (FYP), misalnya suara kipas angin dikira hujan, suara token listrik
dikira alarm jam, hingga atap rumah bocor dikira suara air dari wastafel kamar
mandi.
Tidak sampai disitu, soal ketimpangan
ekonomi juga dikontenkan bagi anak-anak muda dengan konten satir yang menyoroti
nasib kalangan pekerjaan. Semisal saja soal jam lembur yang hanya digaji dengan
ucapan terima kasih, harga tiket konser panggung yang setara dengan gaji selama
enam bulan, sampai hari libur ternyata masih masuk kerja.
Ketimpangan sosial-ekonomi telah lama dialami
masyarakat di Indonesia. Dampak yang terjadi adanya perbedaan kualitas
kehidupan yang dialami oleh masyarakat miskin dan masyarakat yang tidak miskin.
Masyarakat miskin sangat sulit mendapatkan pelayanan Kesehatan yang memadai,
pola hidup yang harus bersinggungan dengan limbah, akibat sulitnya mendapatkan
air bersih, konsumsi makan yang bergizi pun sulit didapati karena kebutuhan
biaya yang tidak dimiliki, belum lagi pendidikan yang berbeda menjadikannya
sulit untuk meraih peluang kerja dikedepan harinya, semua itu menjadi roda
kehidupan yang tidak bisa hentikan.
Islam merupakan ajaran yang mengatur
sendi-sendi kehidupan memberikan solusi terbaik bagi pemeluknya dalam
menghadapi ketimpangan yang terjadi pada saat ini. Kewajiban agama dalam
menjaga tatanan kehidupan bukan hanya secara material kebutuhan bersifat zahir
tetapi lebih dari pada itu yaitu unsur batin, Islam menjaga dan mengatur esensi
etika berkehidupan dan mengutamakan kebersihan jiwa bagi pemeluknya agar apapun
yang terjadi harus dihadapi dengan penuh jiwa raga.
Maka, Islam menerapkan konsep al-‘adl
(keadilan) dan al-ihsan (kebaikan) yang tertuang di dalam Al-Quran
sebagai bentuk arahan dan petunjuk dalam mengatur ketimpangan sosial-ekonomi
yang terjadi saat ini.
Islam sebagai agama Keadilan Sosial
Pada saat keadilan itu dijalankan dan
kebaikan disebarkan secara merata, tentunya komponen masyarakat akan merasakan
kesetaraan dalam kebutuhan, jika itu terjadi, tentunya dampaknya juga akan
dirasakan oleh generasi selanjutnya.
Banyak ayat didalam Al-Quran yang membahas
tentang perintah berlaku keadilan dan kebaikan, salah satunya Surah An-Nahl
ayat 90 yang berbunyi :
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى
الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh
berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia
(juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi
pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.” (QS. An-Nahl : 90)
Ayat sebelumnya menjelaskan bahwa
Al-Qur'an adalah penjelasan, petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang
yang berserah diri kepada Allah. Ayat ini kemudian mengiringinya dengan
petunjuk-petunjuk dalam Al-Qur'an bagi mereka. Petunjuk pertama adalah perintah
untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan. Allah menyatakan, “Sesungguhnya Allah
selalu menyuruh semua hamba-Nya untuk berlaku adil dalam ucapan, sikap,
tindakan, dan perbuatan mereka, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, dan
Dia juga memerintahkan mereka berbuat kebajikan, yakni perbuatan yang melebihi
perbuatan adil; memberi bantuan apa pun yang mampu diberikan, baik materi
maupun nonmateri secara tulus dan ikhlas, kepada kerabat, yakni keluarga dekat,
keluarga jauh, bahkan siapa pun. Dan selain itu, Dia melarang semua hamba-Nya
melakukan perbuatan keji yang tercela dalam pandangan agama, seperti berzina
dan membunuh; melakukan kemungkaran yaitu hal-hal yang bertentangan dengan
nilai-nilai dalam adat kebiasaan dan agama; dan melakukan permusuhan dengan
sesama yang diakibatkan penzaliman dan penganiayaan. Melalui perintah dan
larangan ini Dia memberi pengajaran dan tuntunan kepadamu tentang hal-hal yang
terkait dengan kebajikan dan kemungkaran agar kamu dapat mengambil pelajaran
yang berharga.” (https://quran.nu.or.id/an-nahl/90)
Tentunya kebaikan ini tidak terbatas kepada orang yang mengamalkan saja, tetapi dampak yang terjadi juga akan dirasakan oleh masyarakat sekitar, sehingga kesenjangan sosial-ekonomi bisa berkurang dan segera berakhir demi Indonesia sejahtera.
Posting Komentar